Saturday, March 12, 2016

Hati-hati Antibiotik

Sebuah studi telah menemukan hubungan antara pemberian antibiotik anak-anak dan kecenderungan mereka bahwa akan mengalami obesitas di kemudian hari. Penelitian difokuskan pada efek penisilin; Namun, masalah muncul bukan disebabkan oleh penisilin itu sendiri, melainkan oleh kerusakan yang dilakukannya seperti jenis bakteri baik tertentu dalam saluran pencernaan.

Penelitian ini dilakukan oleh ahli mikrobiologi Martin Blaser di New York University, ia melakukan ujicoba pada tikus. Ia menambahkan dengan penelitian lain, dimana ditemukan bahwa anak-anak yang diberi antibiotik sebelum usia 6 bulan lebih mungkin untuk kelebihan berat badan pada usia 7 tahun. Blaser percaya ada "jendela waktu" di mana penisilin dapat memiliki konsekuensi terbesar pada bakteri baik. Dia pikir itu suatu tempat antara 6 bulan dan 3 tahun.

Sekitar 100 trilyun bakteri hidup di dalam tubuh manusia biasa. Seperti yang telah kita pelajari dalam beberapa tahun terakhir, bagian dari hidup sehat termasuk mikroba yang baik. Studi Blaser menemukan bahwa gangguan dari "microbiome" tikus selama bulan pertama kehidupan mengakibatkan 25 persen kelebihan berat nanti. Hal ini juga tampaknya memperburuk efek dari diet tinggi lemak, dan laki-laki yang mempengaruhi lebih dari perempuan.

Pertanyaan untuk orang tua adalah: Jika Anda menjaga anak Anda sakit tanpa menggunakan antibiotik karena hasil ini? Tidak, kata Naveed Sattar, profesor kedokteran metabolik di Universitas Glasgow. Sementara hasil yang menarik, katanya, "Antibiotik pada anak-anak atau bayi baru lahir harus diberikan atas dasar kebutuhan klinis, sedangkan saran tentang gaya hidup tetap solusi yang paling penting untuk mengatasi obesitas."

Wednesday, March 2, 2016

Duh, Lucunya Si Kecil

Manusia adalah makhluk hidup yang mengalami berbagai fase pertumbuhan di dalam kehidupannya. Ada fase ketika baru lahir dan menjadi bayi, ada fase balita ketika usia menuju lima tahun, ada fase anak-anak yang dialami sampai menuju akil balik alias usia 13 tahunan, lalu ada fase remaja di usia sekitar 13 tahun hingga 19 tahun, kemudian fase dewasa dari usia 20 tahun hingga 50 tahunan, dan ketika usia sudah di atas 60 tahun, masuklah manusia ke dalam fase yang dikategorikan sebagai lanjut usia. Masing-masing fase memiliki warna dan kesan sendiri-sendiri. Salah satu fase yang berkesan adalah fase di usia peralihan dari seorang bayi menuju balita. Kira-kira rentan usianya sekitar satu sampai lima tahun.


Keunikan fase ini adalah pada diri seorang bayi yang perlahan tumbuh menjadi balita. Fase ini disebut juga sebagai fase lucu-lucunya seorang anak kecil. Dari tampilan fisiologis, gigi bayi barulah tumbuh, dan wajah sang bayi tentulah amat menggemaskan. Maka tak heran, anak-anak bayi seusia ini sering dicubiti pipinya oleh orang-orang merasa gemas. Bayi usia ini juga sudah bisa berjalan meskipun sering terjatuh karena tidak seimbang. Nah, selama fase usia satu tahun hingga mereka masuk TK saat berusia 5 tahunan, seorang anak memang terlihat sangat menggemaskan. Gestur-gestur lucu, senyum dan tawa si anak, hingga kemampuan bicara yang masih terbata-bata, membuat sang anak jadi begitu lucu, menggemaskan dan juga sangat mudah untuk disayangi. Nah, ketika mereka beranjak jadi seorang anak SD, mulailah kelucuan ini perlahan-lahan pudar, karena mereka tumbuh jadi seorang anak kecil dan perlahan akan memasuki masa puber yang bagi para orang tua merupakan masa-masa kritis dan penting bagi kehidupan anak.